Kerangka "Empat Arketipe" untuk Membangun Tim Bisnis
top of page

Kerangka "Empat Arketipe" untuk Membangun Tim Bisnis



NyusNews.com -- Dalam suatu sesi seminar kepemimpinan, saya pernah mengucapkan begini, " Pengikut memerlukan bukti, bukan sekadar omong kosong yang tak berarti. Seperti pada status di media sosial, semuanya memiliki pemiliknya masing-masing."


Ketika membaca kisah hidup para pemimpin dunia, kita pasti merasa terinspirasi. Sama seperti saya, saya belajar banyak dari pengalaman mereka. Intinya, untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus bekerja keras dan mampu membuktikan diri kita pantas menduduki posisi tersebut. Tidak hanya modal materi atau kemampuan berbicara, jika ada itu hanya sebagai bonus.


Perlu dipahami bahwa dalam ilmu manajemen, terdapat perbedaan antara bos dan pemimpin. Siapa pun bisa menjadi bos, tetapi belum tentu posisi tersebut secara otomatis membuat mereka menjadi pemimpin.

Sobat Nyus News, agar mendapatkan kepercayaan dari orang lain, kita memerlukan bukti. Bukti inilah yang membuat kita mendapat dukungan, amanah, dan pengakuan. Saya sangat suka dengan kutipan dari Vince Lombardi, pelatih American Football terkenal pada tahun 1913-1970, "Pemimpin bukanlah orang yang dilahirkan, tetapi hasil dari tempaan. Mereka menjadi pemimpin dengan bekerja keras dan bekerja keras untuk mencapai tujuan apa pun."



Prinsip kerja keras dan pembuktian ini berlaku di seluruh aspek kehidupan. Seperti David Beckham, seorang pemain sepak bola hebat yang terkenal dengan tendangannya yang akurat. Ia pernah mengatakan, "Orang-orang hanya mengenal saya saat ini. Mereka tidak tahu bahwa untuk mencapai prestasi ini, saya harus menendang bola ratusan kali setiap hari." Jawabannya seperti itu ketika seorang wartawan menanyakan, "Bagaimana rasanya menjadi terkenal?"



Kita hidup di era perkembangan pesat teknologi informasi yang terus berubah. Ini membuat kita harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah, sesuai dengan polanya masing-masing. Misalnya, akibat COVID-19 saat ini, kita harus menguasai berbagai sistem informasi, terutama saat bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH).


Dalam penelitian tentang para pemimpin lainnya, perusahaan besar yang sukses hingga kini, terutama perusahaan keluarga yang memahami konsep kepemimpinan, menyadari pentingnya pembelajaran dari bawah. Mereka menyadari bahwa belajar adalah proses untuk menjadi lebih baik dan terbaik.


Akhirnya, menjadi seorang pemimpin haruslah dimulai dari level bawah. Proses kerja keras dan pembuktian dengan citra diri yang baik adalah kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses.

Sobat Nyus News, kuncinya adalah kedisiplinan diri kita, ini dapat menjadi penghubung kesuksesan Anda dan saya. Jadi, sobat muda, ingatlah bahwa kita memerlukan bukti, tidak hanya untuk menjadi terkenal, tetapi juga untuk menunjukkan kedisiplinan kecil yang kita lakukan setiap hari untuk mencapai tujuan kita.


Semangat!


*) Feature image: media from Wix


***

17 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page